Sebelumnya Executive Vice President Hu Baishan telah mengkonfirmasi bahwa perusahaaanya tengah mengembangkan Image Signal Processing (ISP) sendiri. Dan baru-baru ini Vivo secara resmi merilis chip ISP perdananya, Vivo V1 yang nantinya akan hadir pada smartphone flagship terbaru Vivo.
Menurut perusahaan asal China tersebut, chip Vivo V1 dikembangkan oleh tim riset dan pengembangan Vivo yang terdiridari 300 orang lebih dan dikembangkan selama 24 bulan yang juga berkolaborasi dengan manufaktur chipset untuk memastikan ISP Vivo V1 dapat beroperasi dengan processor utama tanpa masalah kompatibilitas.
Menurut Vivo, chip V1 tersebut memiliki daya komputasi yang tinggi dengan latency dan konsumsi daya yang rendah. Selain dapat melakukan kalkukasi dengan cepat, chip tersebut mampu menggunakan kemampuan pemrosesan dengan GPU maupun DSP. Namun, Vivo menambahkan bahwa Vivo V1 memiliki peningkatan besar dalam rasio efisiensi energi dibandingkan dengan DSP dan CPU bahkan ketika dihadapkan dengan sejumlah besar operasi yang lebih kompleks. Vivo juga mengoptimalkan arsitektur penyimpanan data serta sirkuit baca dan tulis berkecepatan tinggi di dalam chip untuk memaksimalkan kapasitas pemrosesan yang simultan. Hal ini mampu membuat chip tersebut mencapai setara dengan 32MB cache besar dengan penyimpanan on-chip.
Vivo bahkan mengklaim bahwa chip tersebut melampaui prosesor desktop andalan saat ini dalam hal pengurangan kebisingan real-time latency, rendah dan frame insertion. Saat memproses tugas dengan jumlah kalkulasi yang sama pada kecepatan tinggi, algoritme khusus di Vivo V1 mampu mengurangi konsumsi daya pada hardware sekitar 50 persen.
Vivo juga bekerja dengan tim Zeiss untuk mengatasi keterbatasan teknis seperti proses dan hasil dan lensa kaca yang kini menawarkan transmisi cahaya yang tinggi, dispersi sangat rendah, dan stabilitas thermal. Proses kalibrasi optik dinamis AOA juga digunakan untuk menyesuaikan pengurangan ketajaman akibat lens thickness error dan lens eccentric error.
Perusahaan yang berbasis di China tersebut juga telah memperkenalkan teknologi pelapisan SWC yang memastikan bahwa cahaya yang dipantulkan sepenuhnya ditekan, dan reflektifitas berkurang hingga minimal 0,1%, yang mampu meningkatkan kualitas foto.
Vivo dan ZEISS juga bekerja melalui kinerja color card 140 dan algoritma matriks pemetaan warna 3D untuk menyesuaikan 262.144 parameter agar rona lebih akurat dan pemrosesan saturasi lebih halus. Hasilnya, akurasi rona ΔE meningkat sekitar 15,5%, menghasilkan warna yang lebih alami.
Vivo juga mengkonfirmasi bahwa chip Vivo V1 akan pertama kali hadir pada smartphone flagship terbarunya Vivo X70 Series yang dijadwalkan akan rilis pada 9 September mendatang. Smartphone tersebut juga dikonfirmasi akan rilis secara global.
Memuat komentar