Sony Interactive Entertainment baru saja melaporkan penjualan untuk PlayStation 5 di Jepang melampaui penjualan sebanyak 1 juta unit. Berdasarkan laporan dari Famitsu yang mengklaim bahwa penjualan PlayStation 5 mencapai puncaknya hanya dalam 43 minggu atau 10 bulan. Sebagai perbandingan, PlayStation 4 membutuhkan waktu selama satu tahun untuk menjual 1 juta konsol di Jepang, dimana PlayStation 3 mencapai penjualan sebanyak 1 juta unit hanya dalam sembilan bulan.

Untuk versi konsol yang terjual, versi Standar Edition dari PlayStation 5 melampui versi Digital Edition dengan rasio 5:1 (847,421 vs. 165,235 unit) tetapi mengingat stok masih langsung terjual habis. Hal tersebut lebih menjadi cerminan dari konsol mana yang dibuat Sony daripada preferensi konsumen.

Game PlayStation 5 dengan penjualan terbaik di Jepang sampai saat ini masih dipegang oleh Resident Evil Village dari Capcom dengan penjualan kumulatif 67.000.

Pada April lalu, divisi gaming Sony melaporkan tahun terbaiknya dalam hal pendapatan dan keuntungan, karena konsol PlayStation 5 yang dikirim secara global mengikuti jejak pendahulunya.

Secara global, PlayStation 5 mencapai tonggak penjualan 10 juta pada 18 Juli, sekitar delapan bulan setelah diluncurkan pada 12 November 2020, yang hanya kurang dari sebulan lebih cepat daripada yang berhasil PlayStation 4 lakukan setelah peluncurannya pada November 2013.

Sony Interactive Entertainment telah bergerak untuk menekankan dukungannya untuk game Jepang beberapa kali dalam setahun terakhir, menyusul keputusan kontroversialnya untuk menutup Japan Studio yang bersejarah yang juga merupakan studio pertama PlayStation dan kepergian puluhan kreator utama.

Pada Februari lalu, Sony mereorganisasi Japan Studio menjadi “organisasi baru” pada 1 April, dan sebagian besar staf pengembangannya dipecat. Sebagai bagian dari restrukturisasi, Tim Asobi (Astro’s Playroom) diubah menjadi studio mandiri di Sony Jepang.

Dalam wawancara baru-baru ini dengan Game Informer, bos Studios Hulst menegaskan kembali pernyataan perusahaan bahwa mereka ‘mencintai’ game Jepang dan terus berinvestasi dalam pengembang di wilayah tersebut.