Penjualan Stranger of Paradise: Final Fantasy Origin menjadi keempat terendah dibandingkan spinoff Final Fantasy dalam sejarah di Jepang.
Berdasarkan data dari Game Data Library yang melacak data penjualan di pasar Jepang, hanya Final Fantasy Fables: Chocobo’s Dungeon on Wii, Final Fantasy Crystal Chronicles: The Crystal Bearers on Wii dan Final Fantasy Fables: Chocobo Tales di Nintendo DS memiliki penjualan lebih rendah pada minggu perdananya.
Meskipun begitu data tersebut berdasarkan hasil penjualan retail dan tidak termasuk penjualan digital maupun secara global, namun menjadi kabar buruk bagi game spinoff tersebut. Stranger of Paradise: Final Fantasy Origin telah terjual sebanyak 46.849 kopi fisik di PlayStation 4 dan PlayStation 5 di minggu perdananya. Sebagai perbandingan, Elden Ring berhasil terjual lebih dari 1 juta unit di Jepang dalam dua minggu perdananya.
Versi PC dari Stranger of Paradise: Final Fantasy Origin yang tersedia secara eksklusif di Epic Games Store mengalami banyak masalah bagi para pemain. Beberapa pemain melaporkan bahwa game tersebut mengalami penurunan performa saat pertempuran. Salah satu pemain mengklaim memainkan game tersebut dengan GPU RTX 3080 dan CPU Intel Core i5-12600K dan memposting di Reddit PC port dari game tersebut buruk.
“Stranger of Paradise: Final Fantasy Origin sangat buruk dalam merender distance, pop in, tampilan grafis yang penuh bug, aliasing dimanapun dan gambar yang pudar dan buram. Dalam pertarungan dasar satu lawan satu, game ini berubah dari 120fps penuh langsung ke 40-an dan 50-an rendah, dan tidak hanya FPS turun tetapi kecepatan gameplay yang sebenarnya melambat dengan itu sehingga sepertinya game bermain dalam gerakan lambat. Sangat disarankan untuk tidak membeli sampai ada beberapa perbaikan, saya belum pernah melihat port yang begitu buruk.”
Ini bukan pertama kalinya port PC dari game Square Enix dikritisi karena masalah performa. Versi PC dari Final Fantasy VII Remake yang dirilis pada Desember 2021 sempat disebut sebagai game AAA terburuk di PC dalam sejarah menurut Digital Foundry.
Memuat komentar